Minggu, 17 November 2013

Benalu Kehidupan

Apa yg terlintas dalam benak kita bila mendengar " Benalu Kehidupan " ? Mungkin kita mempunyai persepsi yang berbeda, tapi saya yakin intinya tertuju pada satu object yaitu seseorang yang mau enaknya saja tanpa mau bersusah payah, hingga sepanjang hidupnya hanya mengandalkan pemberian orang lain, belas kasih orang lain dan mengharapkan sesuatu, yang suatu saat nanti akan menjadi miliknya.
Di bawah ini adalah sebuah kisah yang dialami seorang wanita karier yang sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak lelaki dan perempuan, ibu ini masih muda juga cantik.Untuk menjaga nama baiknya nama dan tempat kejadian saya rubah, bukan ingin membuka aib tapi semata-mata hanya ingin mengambil pelajaran berharga dari kejadian yang menimpa kerabat atau saudara kita. Bukankah hidup ini harus selalu belajar dari setiap kejadian, baik yang menimpa kita atau pun orang lain ? Itulah yang kita sebut sebagai Pelajaran hidup....  Mari kita simak & kita tela'ah perjalanan hidupnya. ;)

Sore itu hujan rintik-rintik turun membasahi bumi, setelah sekian lama tak turun hujan hingga membuat Lisna terbangun dari tidur siangnya. Ia tak langsung beranjak dari tempat tidurnya, hanya menatap tetesan air di ujung daun-daun yang tertimpa air hujan, sesekali ia alihkan pandangannya ke tempat yang lebih jauh lagi, sambil menghirup aroma tanah basah yang baginya sangat nikmat dihirup.Hari Minggu saat yang benar-benar dinanti oleh Lisna untuk menikmati istirahatnya. Hari-hari di luar itu adalah hari yang penuh dengan kesibukan yang menguras tenaga juga otaknya. Lisna berkerja di bagian pembukuan di sebuah supermarket ternama, sudah 10 tahun lebih ia bekerja di bidang itu, tanggung jawabnya membuat laporan keuangan & juga mengecek faktur-faktur dari para supplier.

Lisna mempunyai sahabat dekat bernama Reni, dari Reni lah Lisna mengenal seorang lelaki tampan bernama Ryan. Dari perkenalan itu terjalin lah hubungan yang lebih serius. Hingga mereka memutuskan untuk menikah meskipun hubungan mereka belum lama terjalin.. Mungkin atas dasar saling cinta, sehingga tak perlu lagi berpikir panjang untuk segera melanjutkan ke jenjang pernikahan. Pada saat itu Ryan bekerja sebagai karyawan di perusahaan percetakan yang gajinya tidak terlalu besar. Setelah setahun pernikahan, Lisna melahirkan anak pertama yg diberi nama Raihan. Dari sinilah mulai muncul konflik. Ternyata Ryan memutuskan untuk berhenti bekerja dengan alasan perusahaan tempatnya bekerja tidak memberi gaji yang cukup. Ia berjanji akan mencari pekerjaan yang lebih baik. Lisna sempat kecewa dengan keputusan Ryan yang berhenti bekerja, " Tidak seharusnya kamu berhenti bekerja mas, meskipun dengan gaji kecil yang penting kamu punya kesibukan " Begitu kata Lisna pada suaminya..
" Aku akan cari pekerjaan yang lebih baik atau buka usaha sendiri " Jawab Ryan dengan begitu yakinnya. Lisna hanya diam saja, ia tidak ingin ambil pusing dengan keputusan suaminya, ia yakin tanpa suaminya bekerja pun gajinya bisa mencukupi kebutuhan hidup sekeluarga.. Gaji Lisna 5x lebih besar dari gaji Ryan. Dari situlah Ryan meminta bantuan Lisna untuk mewujudkan keinginannya buka usaha sendiri. Lisna pun membantu memberi modal usaha untuk Ryan. Tapi usahanya tidak pernah ada hasilnya, pada hal Ryan sering keluar kota entah untuk urusan apa. Sekian lama Ryan hidup dari hasil kerja Lisna, usaha yang dirintis tidak pernah jelas ke mana uangnya, sampai lahir anak ke dua yang di beri nama Keisha. Lisna mulai merasa hilang simpati pada suaminya, ia merasa dianggap seperti sapi perah oleh suaminya sendiri, karena terlalu sibuknya Lisna tidak terlalu memperhatikan usaha suaminya. Hingga ia tersadar bahwa ternyata Ryan adalah sosok suami pemalas dan senang foya-foya. Dari kejadian ini Lisna mulai menekan pengeluaran untuk suaminya,

Tujuan Lisna menghentikan masukan untuk Ryan, agar dia berpikir keras untuk segera mencari pekerjaan supaya punya penghasilan tetap dan menafkahi keluarganya. Tapi Ryan sama sekali tidak mencoba mewujudkan keinginan Lisna, dia bahkan sering keluar rumah entah untuk tujuan apa.. Makin lama Lisna makin muak dengan kelakuan suaminya itu, hingga memutuskan untuk pisah ranjang. Berbulan-bulan lamanya Lisna sama sekali tidak melayani suaminya dalam segala hal. Komunikasi mereka putus, untung saja anak-anak mereka diurus oleh orang tua Lisna.. Sebelumnya, setiap kali Ryan ingin melakukan hubungan suami istri dengan Lisna, dia selalu merengek bahkan sering menjanjikan sesuatu agar Lisna mau melayaninya, Lisna merasa dirinya bagai pelacur, karena setiap kali melayani selalu saja diberi uang yang jumlahnya tidak sesuai yang ia janjikan, pada hal Lisna melakukan hal itu karena memang sudah kewajibannya..Meskipun demikian, ia tidak pernah merasakan kesenangan karena rasa cintanya sudah hilang. Perasaan sakit hati, kecewa, benci dan merasa terhina itulah yang sering mengganggu konsentrasi kerja Lisna. Yang lebih parahnya lagi Lisna merasa kaget karena Ryan secara diam-diam telah meminjam uang ke BANK tanpa sepengetahuannya dengan jumlah yang cukup besar, Kemarahan Lisna pun makin memuncak, karena Lisna yang harus melunasi hutang-hutang itu. Lisna pada akhirnya mengusir suaminya. " Pergi kamu dari rumah ini ! Aku sudah muak dengan kelakuanmu, dasar lelaki gak bertanggung jawab!! Saya akan segera mengurus surat cerai secepatnya !! " Begitu kata Lisna dengan emosi tingkat tinggi.
" Tapi gimana dengan anak-anak ? Mereka masih kecil-kecil mah..Pikirkan baik-baik jangan emosi, aku janji akan cari kerja,  " Ryan berusaha menenangkan Lisna.dengan janji-janji yang sering ia ucapkan.
" Gak usah kamu pikirkan anak-anak, kalau memang kamu peduli pada mereka, kamu seharusnya kerja, cari uang untuk biaya hidup mereka, tp selama ini mana buktinya ? Cuma janji-janji yang gak pernah kamu tepati, muak aku sama kamu tau !! " Bentak Lisna.
Ryan terdiam dan langsung beranjak pergi. Begitulah kejadian yg sering terulang. Lisna selalu memberi kesempatan Ryan untuk berubah, tapi Ryan tidak pernah menunjukan perubahan. Lisna pun berkata pada orang tuanya kalau ingin menggugat cerai Ryan, semula orang tua Lisna tidak mengijinkan Lisna melakukan hal itu, tapi karena sering terjadi keributan yang tidak pernah ada ujungnya, akhirnya orang tua Lisna memberi kebebasan pada Lisna. Meskipun Keisha & Raihan sudah masuk ke bangku sekolah, Lisna merasa yakin bahwa ia sanggup menjalani kehidupan sebagai single parent, dari pada harus hidup dengan suami pemalas yang mau enaknya saja.
Saat meminta Ryan untuk menalak dirinya, lagi-lagi ia berusaha merayu Lisna agar tidak meneruskan niatnya, tapi Lisna sudah mantap hatinya, karena bila diteruskan rumah tangganya tidak akan bisa harmonis dan hanya akan menambah dosa.. Dengan berat hati Ryan pun mengabulkan niat istrinya, dan Lisna pun merasa lega, tak sedikit pun terlihat kesedihan di matanya.
Lisna tinggal memikirkan masalah hutang BANK yang menjadi bebannya karena semua hutang -hutang itu atas nama dirinya, tapi bagi Lisna hutang bisa dengan ia lunasi, meskipun butuh waktu yang tidka sebentar, yang terpenting ia bisa lepas dari suaminya. Semua sudah dipertimbangkan oleh Lisna, bahwa ia harus mengakhiri perjalanan hidup rumah tangganya dengan Ryan.

Hmmmm semoga saja persoalan Lisna bisa segera teratasi, sehingga ia bisa membangun karier lebih cemerlang karena sudah terlepas dari belenggu benalu yang menggerogoti segalanya.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini ? Apa karena proses perkenalan Lisna dan Ryan teramat singkat, sehingga mereka tidak mempelajari karakter masing-masing terlebih dahulu ? Sepertinya ada kepincangan komitmen diantara mereka, apa lagi ada latar belakang yang berbeda baik dari sisi karakter juga sisi background mereka. Ryan sejak kecil sudah terbiasa hidup serba ada dan selalu terpenuhi segala keinginannya, orang tuanya dulu pengusaha kaya raya, tapi karena usahanya bangkrut maka Ryan tidak siap menghadapi kenyataan itu, mentalnya lemah dan manja. Berbeda denga Lisna yang terlahir dari orang tua yang hidup sederhana tapi terbiasa hidup mandiri & kerja keras. Sehingga Lisna bisa mandiri sejak masih di bangku sekolah. 2 karakter yang berbeda inilah yang membuat Ryan dan Lisna tidak pernah menyatu pemikiran dan tindakannya, sehingga mudah memicu konflik.
Proses perkenalan singkat bisa saja berjalan indah bila masing-masing punya komitment kuat untuk menyatukan visi ke depan, dengan komunikasi terbuka, saling mengingatkan, saling mendukung, saling menghargai dan saling mengisi kehidupan yang mereka harus lalui dengan penuh kasih sayang dan CINTA. Cieeeee  :)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar